Official Site: Ronal Rifandi

Sarunai Ombak Nan Badabua.

Ajo Ronal~ Jejak Petualangan

Alam Takambang Jadi Guru. Mozaik kelana dari balik lensa.

(click) SCIENCECLOPEDIA

Whether you like it or not, mathematics is everywhere.

Catatan Si Jho

My daily Journal~ avonturen in de wildernis van het leven.

The Rifandi

Pictures of a Daily Life Journey (2023-...).

Showing posts with label The Cher's Story. Show all posts
Showing posts with label The Cher's Story. Show all posts

28/12/2023

The power of Ukhuwah: Belajar Bersama di Universitas Adzkia

Alhamdulillah.

Nikmat berukhuwah dengan teman-teman seperjuangan.

Sebut saja namanya Alfi, seorang pemuda tangguh abad ini :D

Kami terlahir dari madrasah nan sama di kampus kuning tepi laut, pantai sumatera.

Belajar bersama tentang dunia kerja lingkungan kampus, di bawah asuhan Bapak yang sama.

Dan sekarang dengan jalan juang masing-masing sama-sama menjadi penerima beasiswa untuk studi doktoral. Insya Allah ia akan mulai jalan panjang studi doktoralnya awal tahun depan. semoga lancar dan sukses selalu.

________

Melalui beliau saya mendapatkan kesempatan untuk berbagi dengan teman-teman mahasiswa S2 Pendidikan Dasar di Universitas Adzkia.

Alhamdulillah telah terlaksana dengan lancar sesi "Kuliah Tamu" tentang bagaimana mempersiapkan proposal riset bagi mahasiswa S2.

Saat mendapatkan undangan untuk kegiatan ini, saya merasa belum pantas dan belum pada tempatnya. Apalagi saya juga sedang berjuang menuntaskan revisi proposal riset saya yang baru saja selesai disajikan di depan panelis pada sesi Colloquium saya.

Tapi....
Saya penganut paham, bahwa berbagi pengetahuan sejatinya adalah kesempatan untuk belajar lebih banyak dan mendalam. Karena, apa yang akan dibagi jika kita tidak memiliki ilmu tentang hal tersebut.

Maka bismillah, saya terima kesempatan tersebut.

Dan...

selalu bahagia jika berinteraksi dengan Adzkia.
Selalu merasa pulang ke rumah dengan nyaman dan tanpa beban.

Semoga jaya selalu Universitas Adzkia dan Yayasan Adzkia Sumatera Barat.
Teruslah berprestasi dalam ridho illahi.



01/04/2023

Riset Proposal untuk apply S3 (semampunya)

(PDF) Developing STEM Based Teaching Materials to Enhance Pre-Service Mathematics Teachers’ Higher Order Thinking Skills (researchgate.net) (2022)

(PDF) The Development of Numeracy Skills in Indonesian Primary School Students (researchgate.net) (2018)

Hi everyone.



Afwan nih, kelewat pede barangkali. dan para suhu akan tertawa melihat apa lah yang dibuat si Ronal ko ko ha. PD lo upload tu.

Hokkeh, jika demikian adanya postingan ini tidak ditujukan untuk para suhu.

Postingan ini ditujukan pada teman-teman seperjuangan yang sedang berusaha untuk approach calon supervisor, aplly loa dari kampus maupun apply beasiswa. (dan rekam jejak sejarah untuk anak cucuku bani Rifandi nanti).


Diantara banyak contoh luar biasa di luar sana, saya juga ingin berkontribusi membagi apa yang saya buat saat dahulu mendaftar beasiswa dan LoA.

Saya sadar sesadar-sadarnya bahwa ini jauh dari sempurna. hanya karena izin Allah semata dua proposal ini pernah berhasil mengantarkan saya meraih loa dan beasiswa.

Proposal (2018) berawal dari kegiatan Talent scouting, terimakasih para mentor, semoga jadi amal ibadah buat para mentor dan panitia saat itu. Proposal ini kemudian saya jajakan dari barat ke timur, dari utara ke selatan. dan alhamdulillah berujung Loa Unconditional dari Deakin Uni dan Beasiswa Budi LN LPDP. (Namun saat itu karena satu dan lain hal belum bisa memulai S3 sampai habis masa tenggang yang disediakan).

Proposal (2022) pun menjalani perjalanan panjang dan berliku. Melanglang buana dari email ke email. Proposal ini pernah membuat saya menjalani interview zoom dari calon supervisor dari University of Melbourne (diberi masukan untuk revisi) dan Universiti Malaya (alhamdulillah dapat LoA unconditional). Dan akhirnya ia pun menjumpai takdirnya. Alhamdulillah saat ini saya sedang menjalani tahun pertama di Deakin University.

_________
Cttn. buat teman-teman yang sedang tertatih-tatih menyusun proposalnya, jangan terlalu khawatir, toh saat pertemuan kedua bimbingan, everything berganti kok, penyesuaian disana sini. Sampai akhirnya tak sebarispun yang terpakai di proposal baru yang sedang di susun saat telah mulai kuliah disini :D (setidak nya sejauh ini)

14/10/2018

Refreshing nya seorang dosen itu adalah dengan meneliti

Menjadi seorang pendidik di perguruan tinggi memiliki keunikannya tersendiri. Sama hal nya dengan profesi lain, yang tentu punya sekian banyak pekerjaan dan tanggung jawab.

Setelah sejak tahun 2015, saya aktif berkecimpung menggeluti profesi sebagai seorang dosen, saya mulai memahami dan menikmati segala hal yang terkait dengan nya.

Jika dibandingkan dengan sebagian keluarga besar saya yang profesinya sebagai guru, saya banyak bersyukur, tidak harus selalu berangkat pagi dan pulang di waktu yang ditentukan.  Saya banyak bersyukur karena tidak terlalu terikat dengan jadwal yang kaku...

Tapi... Ada keinginan untuk mengucapkan selamat pada sanak famili saya yg guru, bahwa ba'da zuhur menjelang ashar beliau2 sudah bisa pulang ke rumah. Sedangkan kami, dengan segala ini dan itu nya acapkali maghrib baru sampai di rumah

Saya bersyukur, aktifitas saya tak hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan di dalam kelas. Saya juga melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Tri dharma perguruan tinggi. Bagian yang sangat saya sukai. 2 bagian terakhir ini pula yang kadang tidak dipahami oleh rekan2 saya non dosen.

"Manga se antum di kampus, mahasiswa sadang libur mah?"

"Kan antum ngajar lai 3 kelas nyo mah..."

Hehe...

Andai kau tahu kawan....

And by the way... Ketika sdh mumet dengan segala hiruk pikuk deadline tugas2... Saya dan istri sepertinya punya cara refreahing yang tergolong unik. Yaitu ngerjain artikel penelitian ataupun artikel pengabdian masyarakat.

Dan sepertinya saya sepakat dengan sebuah pernyataan yang dulu pernah saya dengar. Bahwa dosen itu, liburan dan jalan-jalannya adalah ikut seminar atau konferensi...

Asyik kan..

01/07/2015

Mengawasi anak manusia

Tidak terasa sudah hari ke 14 ramadhan 1436 h. Sudah berapa juz tilawahnya kawan? * di 135 sudah banyak yang dapat tropi,  ane masih berkutat dengan putaran pertama. Ah tak apalah, yang penting keep move on tanpa henti, lillahi taala dengan penuh gembira. ALLAHU AKBAR.

Hmm, hari ini hari kedua ane balik ke adzkia. Buru-buru sih tadi menggebuh motor, tapi alhamdulillah nyampe di ruangan beberapa menit sebelum jam ujian dimulai. O iya sekarang lagi musim uas. So tugas pertama saya di kampus ini adalah menjadi pengawas cadangan.

Pengalaman mengawas ujian memang selalu lucu, kecuali ketika mengawas di perguruan ar risalah. Subhanalllah, kalo di arrisalah, tak ada itu budaya mencontek. Ujian tenang dan ngawasnya bisa disambi tilawah ataupun ngerjain koreksian. Walau bisa juga sih jika disambi dengan ol melanglang buana di jagad maya. :D

Oke dah... stop dulu deh, mau siap2 ngawas. Klo ngawas disini, hmm masih tetap harus awas... karena sepertinya, tetap mesti jadi pengawas siaga.

#ruangpanitiaujianSTKIPADZKIA

18/01/2015

(For me) teaching is not about waiting for the next job

Hmm...
Its already on the two third of the first month of this year and it also means almost one month I teach mathematics officially in a school (again). Until now, I really enjoy it and very gratefull for the opportunity that Allah gives for me.

Teaching in a school yeah of course it means transffering the mathematical knowledge to the students. -we should discuss more about the word transffering we interpret to-. But it is not only that. We also going trough students' developing processes. How we contribute to their character building, how we  take our part on the process, not to push them to be what we like, but to provide them with opportunity to express and to look up to themselves in depth. We also responsible to provide the students with the right value of life. I use the term right value rather than the common value because nowadays we can see there are many values that have a shifting of its meaning. Therefore, we have to make sure that the students still on the right track.

The school is the place where we can influence the students with many thought. Many -ism, many point of view and many choice of life path. Therefore, when I have a vision, a dream of a better world then the school should be one of the first steps I have committed to.

In this globalitation era, where the liberalitation also concern with the social and education world, there is no place for us (me) to keep silent and not making a move. We have to make sure that we give our effort to save our next generation from the damage caused by liberalism, secularism, hedonism and etc.
Yes, we have to make a move!!!!

So, do not ever think that I am teaching because I just want to kill the time until I got the new job.

I pray to Allah, that He will gives me opportunity to contribute to this movement, the saving of our next generation. In my current job and even for the next job I have. I will always concern to the education world insya Allah.

I am praying that I could be a lecturer and a school teacher at the same time. :) it will be challenging I think.

Wallahualam

10/01/2015

Teacher's corner: Who says mathematics is only about numbers and calculations???!

In one of my classes, hmmm not one but in all of the grade X I taught in this semester, I have a little funny struggle when we deal with the mathematical logic. It’s a new topic for the students in the grade X. I notice at least the following points in my classes. It took my time a little bit longer to prepare the materials for them.

In the first meeting we started to get in touch with the topic, my students said that, “oh come on, where are the numbers, Sir? It is not mathematics. We are not in a Bahasa class aren’t we?” They were complaining since I invited them to define the term “statement” and made up several examples of statement from each of them. And then I asked them to distinguish a statement and an open sentence.

When they shared the statement they made as the examples, most of the students just came up with the example in the daily life things such us,” I am hungry, the teacher is very handsome, the sun is shining, etc” only few of them related it with mathematics. Not mathematical sentence, but a sentence like “lingkaran itu bulat, jam itu bulat” things relate to geometry (a little bit). So it was not a surprise to see their reaction when I put “2+5=7” as one of the example. At least they got a new knowledge that that expression is also called a sentence in mathematics. J

Okay, that is only the beginning.

The struggled came when we started to explore the “majemuk” sentence about conjunction, disjunction, implication and bi-implication. There was no big issue in the conjunction part. We could find the truth table of it nicely. I used a story like what my high school teacher told me. For example “the mother asks her son to buy sugar and coffee”. With this example we could agree that the mother will only happy when the son gives her both sugar and coffee. It means that the truth value of the conjunction will be true only if the truth value of the both single statement on it are true. It will be false when it is not.

The discussion started when we continued to the truth table of disjunction. We used the same example but with the connector “or”. The confusing was if the first and the second single statement of it are true. The students said that it is not “fine” when the mother asked to buy sugar or coffee but the son gives her both. The students said that it against the mother will. The mother will be angry since the son uses money unwisely. It’s still not logic for some of the students that the truth value is true, some of them keep complaining. Hmm, its hard to be a teacher right J

To “shut them up”, I said that although the son have sugar and coffee in his hand, he will only gives one kind of it to the mother, he free to chose whether he will give sugar or coffee. And the mother will not angry. It is also not a big problem for the mother to accept both of it. in mathematical logic we only care about the information in the statement and the fact, we are not concerning about the other factor like “using money wisely or not”.
Okay, the disjunction is done.

But the next battle is about the implication. Fiuh, can you guess what was happening?


To be continued….

09/03/2014

Thought Experiment

Ehm
Teringat dengan komen-komen an bersama seorang sahabat di FB yang mungkin saya pun belum pernah bertemu dengannya.

Statusnya tentang bagaimana menyikapi sesuatu yang kita tahu sia-sia tapi terus kita lakukan karena hanya untuk menyenangkan orang atau sejenisnya.

kira-kira jawab saya saat itu adalah, bahwa saya terbiasa untuk melakukan sesuatu sampai dengan selesai. Dan konsepnya tidak ada yang sia-sia. Kenapa??? karena semua berawal dari perencanaan. Sebelum melakukan sesuatu saya memikirkan terlebih dahulu tentang prospek sesuatu tersebut. tentang apa goal dan hasil yang akan dicapai. jadi sia-sia atau tidaknya itu saya tentukan di awal, sebelum melakukannya. Saya tidak akan melakukan sesuatu yang jika diawalnya sudah saya prediksi untuk berpredikat "sia-sia".

Jika diawal sudah niat untuk melakukannya, maka tidak ada cerita untuk menyimpulkan sesuatu itu sia-sia. Kalaupun ditengah-tengah prosesnya kita menyadari akan indikasi kesia-siaan, maka disanalah berguna yang namanya revising. Kita revisi, kita sesuaikan, kita modifikasi dan lalu kita selesaikan. Bukankah disegala sesuatu akan selalu ada hikmah dan pembelajaran. Insya Allah.

Ehm, tentang judul tulisan ini, saya ingat salah satu fase dari design research dalam mendesign sebuah pembelajaran adalah fase persiapan. Pada fase ini designer akan membuat sebuah Hyphothetical learning trajectory (HLT) dan yang mendasari HLT ini selain kajian teori adalah sang designer melakukan thought experiment. Dia akan melakukan experiment terhadap designnya tersebut di dalam "kepalanya". Memikirkan jika A maka apa saja reaksi dari siswa yang diconjecture kan, kemudian bagaimana guru harus merespon reaksi siswa yang muncul. Bagaimana tindakan guru agar pembelajaran mencapai tujuan yang diinginkan. semua itu dilakukan didalam kepala si peneliti terlebih dahulu. kemudian dituangkan kedalam bentuk HLT dan HLT inilah yang kemudian di test dalam teaching experiment in the classroom.

Hmm... dalam keseharian, mungkin kawan-kawan juga sudah sering melakukan thought experiment ini tanpa sadar. Hmmm, saya kira ini baik untuk dibiasakan agar kita meminimalisir yang namanya kesia-siaan. Dengan melakukan ini, kita juga terbiasa untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan bagaimana menyikapinya.Bukan berarti kita harus menjadi kolot dan jumud, karena apa- apa dipikir, apa-apa dipikir :D
Tapi setidak nya tidak membiarkan hidup ini laksana air yang mengalir. Ntar kalo mengalirnya keselokan gimana hayo? trus masuk got.. Hiyyyuuuhhhh...Semangat Minggu Pagi.
#WOi thesis woi, ini malah ngetik yang nggak nggaaak..
#kebiasaan #meleset dikit... -_-
#yourJHO 

05/12/2012

Menjadi pendidik bukan hanya persoalan semua materi tersampaikan


by : Pak Syaefudin
(judul dipilihkan oleh redaktur blog)


Selasa, 4 Des 12

Dengan raut wajah tak seperti biasa, selepas shalat dzhuhur; bergegas seorang mahasiswa menghampiri dan berujar, "Pak, koq nggak ngajar lagi? Ayo dong, Pak..Bapak yang ngajar lagi ya. Bagaimana caranya biar Bapak full ngajar kami? Kami sudah ke sekretariat dan ke kaprodi. Apa perlu voting di kelas biar Bapak mau ngajar lagi?".

Begitulah, dialog singkat sehari lalu. Padahal, di a
wal sudah dijelaskan bahwa untuk mata kuliah tertentu; dosen yang mengampu lebih dari seorang. Karenanya, jika giliran saya sudah selesai. Sudah sebaiknya dosen lain lah yang mengisi. Sebenarnya, cara ini bukan pembagian tugas mengajar semata. Namun, agar mahasiswa juga ter-refresh dengan gaya belajar baru dan pengalaman serta ilmu dari dosen lain. Tak hanya satu sumber-dosen.

Di titik ini, beberapa kali saya diingatkan akan arti persahabatan dalam kegiatan belajar mengajar. Menjadi pendidik bukan hanya persoalan semua materi tersampaikan, atau SAP berjalan sesuai rencana. Bukan pula masuk ke kelas; membuka slide, ceramah, lalu memberi tugas latihan.

Sedikit mengutip ucapan Ali bin Nayif Asy Syuhud, "...ini adalah amanah ilmu dan tanggung jawab mengajar yang telah dilakukan pendahulu kita dengan tulus dan niat yang jernih. Maka, kita harus menerima ilmu itu lalu meneruskannya pula kepada generasi pengganti..."

05/07/2012

Kok Guru disebut Pahlawan Tanpa tanda jasa ya??, (ini jawabnya...)

Berikut sebuah kisah menarik seorang sahabat seperjuangan. Mirip dengan yang saya alami ditempat yang sama. Namun bedanya, kagak ada yang memphoto-photo saya. hehe, kalah cakep kali ya.. Ups... tidak. saya juga keren kok. (hoho Narsis)


>>>>

INILAH ALASANNYA : MENGAPA GURU DIKATAKAN SEBAGAI “PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”



Padang, SMK ###, 10 Januari 2012

Hmph.... subhanallah... tak terasa baru dua hari mengajar SMK ### Padang terasa sangat melelahkan, betis serasa capek seolah telah melewati lari marathon selama 1 jam. Di awal pertemuan ketika mengajar perdana di kelas X TAV saya merasa kebingungan mesti memulai dari mana, setahu saya di awal pertemuan mesti dimulai dengan perkenalan terlebih dahulu.

“Assalamualaikum Wr.Wb....
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena atas nikmat Nya kita dipertemukan pada pertemuan mata pelajaran ini. Baik, perkenalkan nama bapak Hade Afriansyah, lulusan S1 Pendididan Teknik Elektro UNP dan sekarang mahasiswa S2 di Pascasarjana UNP Prodi Administrasi Pendidikan”.

Saya pun bercerita alakadarnya.
“Sebelum kita mulai pelajaran kita, bapak mau mengenali nama, asal sekolah, dan alamat kampung kalian.” Pinta saya dengan wajah serius dengan 4 orang siswi yang duduk dibangku depan tepat berhadapan dengan bangku saya, mereka selalu menertawakan saya dan saya berusaha sekuat tenaga agar tidak ikut tertawa dan menahan rasa malu.

Mereka pun menyebutkan nama, asal sekolah, dan asal kampung halaman satu per satu. Sementara itu saya sibuk mencari bahan ajar yang sudah saya siapkan dari pagi, dan kemudian saya menemukan bahan materi ajar tersebut “Dasar Dasar Listrik dan Eektronika”. Setelah selesai berkenalan siswa siswi tersebut minta saya untuk menceritakan pengalaman saya. “Pak, biasanya pertemuan pertama para guru menceritakan pengalaman mereka pak, setelah itu baru masuk pelajaran.” Kemudian saya pun memenuhi permintaan mereka.

Saya bercerita mulai dari kisah ketika saya masih SD sampai saya menjadi salah seorang guru di ###. Waktu mengajar saya untuk kelas ini mulai dari jam 10.15 s.d 12.45 dan dilanjutkan jam 13.00 s.d 14.20.
Karena lama bercerita suara saya pun mulai serak dan serasa mau muntah, namun jam terasa berputar sangat lama. Setelah pukul 12.00 kelas diistirahatkan dulu dan dilanjutkan jam 13.00, atas permintaan siswa agar jam istirahatnya dipercepat.

Hanya bercerita saja fisik saya terasa sangat lelah.. saya pun menarik nafas panjang. Dalam hati saya bertekat ketika masuk nanti jam 13.00 s.d jam 14.20 saya harus bisa maksimal menyampaikan materi kepada siswa sampai mereka betul-betul paham dengan apa yang saya jelaskan.

Tepat jam 13.00 saya sudah di kelas dengan penuh semangat dan disusul kdatangan siswa siswa secara berangsur-angsur, siswanya berkurang 4 orang dari sebelumnya, mereka pun mengatakan
“Begitulah kondisinya pak, ketika sudah istirahat, siswa yang pulang mereka malas untuk balik ke sekolah lagi.”
“Oh ya, ga papa.” Jawab saya dengan bijaksana, walaupun mau marah sebenarnya, tapi saya tetap masih merasa bersyukur karena dari mereka masih ada yang datang.

Saya memulai menjelaskan semua materi walaupun yang dapat tersampaikan hanya sedikit karena kterbatasan waktu namun saya tetap mengajar dengan seluruh semangat, energi potensi yang ada, alhamdulillah...mereka paham dengan apa yang saya jelaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes mereka yang bagus setelah saya cek. Saya sangat merasa gembira. Walaupun ketika mengajar, siswi siswi kelas tersebut memainkan hp nya dan mengambil video saya sambil ketawa-ketiwi, sangat malu rasanya, namun apa daya saya harus menyelesaikan kewajiban saya mengajar dengan sebaiknya, yang penting mereka paham dengan apa yang saya jelaska. Diakhir pertemuan mereka meminta no hp saya, lalu saya kasihkan saja, dan alhamdulillah sampai sekarang mereka tidak menggaggu saya.

Selanjutnya saya pulang dan terkapar di tepat tidur, serasa mau pingsan. Dan hari berikutnya sudah menunggu untuk mengajar kembali, walau sebenarnya saya belum tahu persis berapa honor yang akan diberikan kepada saya per jam.

Ternyata beginilah pengorbanan seorang guru dalam hati saya berkata.
1. Guru berusaha dengan seluruh potensi yang ada agar siswanya menjadi paham dengan materi yang disampaikan
2. Pengorbanan guru untuk mengajar dan berusaha agar siswanya paham sangat tidak sebanding dengan gaji yang diberikan
3. Pengorbanan perasaan guru agar siswa tetap semangat belajar sangat luar biasa, walau terkadang siswa seenaknya mempermainkan perasaan ini
4. Siswa menjadi paham adalah tujuan utama para guru
5. Guru adalah kunci perubahan peradabanNamun tidak sedikit pula kita lihat guru yang mengajar asal-asalan dan tidak serius dalam mengajar, guru seperti ini tidaklah termasuk ke dalam golongan “guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa”.

>>>>>
Setidaknya inilah jawaban menurut salah seorang pelaku yang terjun langsung dalam belantara rimba dunia pendidikan Indonesia.

Semoga Amalmu berkah ya Ayyuhal Guru.


04/06/2012

Inspirasi dari Wolowaru : Mendidik Anak Bangsa (di ujung sana)

Setelah lama dinanti akhirnya muncul juga. Saya tahu sahabat-sahabat saya di garda terdepan itu tentu punya banyak cerita tentang suka duka perjuangan merantau di negeri orang. Dan merantau nya ini bukan merantau biasa. Siapa sangka, anak-anak mudo matah yang baru tamat sarjana akhirnya menjalankan tugas mulia menjadi pendidik generasi bangsa. Banyak kisah yang ingin ia bagikan tapi saya yakin tak satupun kisah itu akan berisi keluh kesah. Semua kata yang akan mereka ujarkan hanya akan berisi kata-kata semangat dan keyakinan tekad. Jalannya memang tidaklah mudah. Halang rintang tentu saja ada, kelelahan tentu saja pernah mendatangi mereka. Bagaimana tidak, medan yang ia tempuh tak hanya sekedar gambaran liputan berita yang disaksikan oleh pemirsa televisi tentang potret pendidikan di daerah tertinggal. Mereka benar-benar ada disana, di daerah yang mungkin sedikit tergambarkan ketika kita melihat potret pendidikan penduduk di desa-desa yang jauh.

Tapi semua itu selalu dibungkus dengan keikhlasan dan dedikasi tinggi, hingga semua mereka NIKMATI sebagai sebuah kesempatan untuk beramal lebih. Berikut salah satu cerita teman saya itu. Saat saya minta izin untuk mengkopas, beliau memberikan sebuah tanda "like this" dan saya mengartikan itu sebagai "boleh".


Inspireasi dari Wolowaru...

Wolowaru adalah tempatku mengabdikan diri merupakan salah satu kecamatan yang paling dipadati di kabupaten Ende. Negerinya elok sangat hijau belum terjamah oleh yang namanya polusi udara. Alat transportasi boleh dihitung dengan jari berkeliaran disepanjang jalanan Wolowaru. Negeri yang indah ini dihuni oleh banyak sekali anak-anak para pekerja keras yang bekerja tak hanya sore juga malam untuk membantu orang tua mereka. Mereka berladang, mengembala sapi, menenun sarung, mengangkat batu atau pasir , membuat bata, dan masih banayk pekerjaan berat laiinya. Karena hal ini juga, bukan hal yang aneh lagi kalo siswa-siswa saya datang ke sekolah dengan gaya ala kadarnya. 

Baju kotor, celana kotor, wajah penuh debu dan berkeringat itu biasa. Beginilah pemandangan anak-anak Wolowaru yang rela jalan kaki bahkan hampir dua jam untuk sampai ke sekolah. Salut untuk anak-anakku, itu yang selalu terbersit di hati ini. Dengan segala keterbatasan mereka tetap semangat untuk sekolah. Siswa nakal itu biasa, hal ini bahkan ditemui hampir di setiap kelas. Tetapi ada saja keinginan dan ketertarikan mereka untuk belajar jadi semangat untuk pembelajaran yang menyenangkan.

Di kala rasa malas menghantui sisw-siswaku, mudah saja memancing mereka untuk berbinar kembali. Anak- anak sangat suka dengan cerita. Jadilah aku di depan kelas bak pendongeng handal yang mengisahkan kisah anak-anak kampung yang sukses di negeri orang dengan usaha, doa dan sampai pada pengorbanan apa saja yang harus ia raih untuk itu. Anak-anak memang sangat butuh inspirasi. Mereka harus tahu kenapa mereka berada di sekolah untuk siapa???Terutama untuk anak-anakku yang berada dikelas unggul malah mereka lebih kritis dari teman mereka di kelas lain kebanyakan menerima apa apa adanya.

Ada kesulitan tersendiri dalam mengajar di daerah ini dimana mereka lebih senang menggunakan bahasa ibu yang jelas sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Ini menjadi kendala tersendiri bagi saya dalam mengajar. Boleh dibilang butuh waktu yang cukup lama agar mereka paham apa yang disampaikan.

Oya, Kelulusan siswa saya kmaren 68% dr 106 siswa .walaupun sedikit kecewa tp kami sbg guru bangga dg mereka, hasil UN mereka MURNI usaha mereka. Acungan jempol buat mereka.

Namun Yang tak kalah mirisny disini,, masih bnyak bagunan sekolahnya dari bambu cincang beratap jerami. Sejuknya minta ampun apalagi Badai kemaren,,Bangunan2 rumah disini pada roboh. Bulan Mei ini juga hujan sebulan penuh, matahari sebulan tidak muncul di wolowaru, bayangkan saja anak-anak saya ke sekolah masih pake daun pisang "jd ingat jaman2 SD dulu,,:)",, tapi yah beginilah Flores cuaca yg agak Ekstrem, dg panas teriknya yg bkin kulit makin seksi aja..hoho. Tapi semuany masih dnikmati..

Temen saya juga ada yang punya pengalaman harus menyeberangkan siswanya satu-satu agar tidak hanyut terbawa arus sungai saat menuju ke sekolah,,Atau mendaki bukit terjal yg cukup licin karna disini sering longsor.

Satu lagi jangan bayangkan makan enak disini,,jadi kendala tersendiri buat program penggemukan badan yg saya rncanakan dr awal :D
disini benar-benar APA ADANYA

TAPI di NIKMATI AJA..:)

>>>>

Mudah2an ini tak hanya satu2 nya tulisan yang teman-teman saya ini publish... karena kita sangat butuh inspirasi yang berasal dari pengalaman dan pengamalan langsung si pelaku... tak hanya motivasi dari teori-teori yang dikemas sedemikian apik..  Hingga inspirasi itu benar-benar bisa menggerakkan orang lain untuk turut berpikir tentang kontribusinya, tentang apa yang telah diperbuat. Terimakasih Lidya Defega Sulfan atas cerita nya semoga tetap semangat dan bermanfaat. Dinanti kisah berikutnya. Juga dari  Coeduk Rizki ,  Khairur Rahmi dan teman-teman SM3T lainnya. Kami doakan sehat dan sukses serta penuh berkah. Menjadi pelita dan pelepas dahaga anak-anak bangsa di ujung sana. :)

16/04/2012

Mengawas Kawan Sendiri


Oleh: Ronal Rifandi, S.Pd

Berawal dari telepon beliau di pagi hari meminta bantuan untuk mengawasi ujian mid semester pada mata kuliahTFV Kompleks. Tentu menjadi peluang tersendiri bagiku untuk mengisi hari ini dengan sesuatu yang bermanfaat, apalagi akhir-akhir ini waktu ku banyak yang tidak terisi dengan maksimal, walau tetap saja terasa kurang dan tidak cukup untuk melakukan hal-hal lainnya. Hari-hariku tersihir dengan penantian akan hasil dari proses seleksi beasiswa ku yang sebenarnya tidak banyak, hanya saja memakan waktu yang begitu lama. Dan this is it!!! I’m in the classroom now.
Tak ada yang special sebenarnya jika dilihat secara sekilas, sebab untuk hal awas mengawasi ini aku sudah sedikit ahli. Betapa tidak, kondisi terburuk dan lebih parah telah pernah kualami dalam hal bernama pengwasan sebuah ujian (di Indonesia). Tapi tidak demikian adanya kawan, saat ini ternyata aku menemukan beberapa wajah gaek yang setingkat dengan ku. Jujur saja agak kikuk juga jika harus mengawasi mereka. Secara psikologis akan mempengaruhi daya awas ku terhadap peserta ujian yang lainnya. Betapa tidak, aku belum bisa menghadapinya dengan maksimal, walau ya.. ternyata sekarang sudah hampir lewat 2/3 dari waktu yang tersedia kuhabiskan dengan istiqomah untuk duduk dan sesekali melewakan pandangan menyapu ke seluruh sudut ruangan. Ehm rada kikuk juga.. tapi ya sudahlah the show must go on. ^_^

 



(ini sebuah pengalaman sekitar bulan februari-maret 2012, lupa tanggal tepatnya, tapi baru sempat di post sekarang, ehm)

21/01/2012

sepenggal kisah di rumah pengabdian kami


Dilemaku pagi ini…

Badan tidak fit, karena pikiran dan tenaga terkuras untuk mengurus selembar kertas itu, hingga stamina drop. Tapi, bukankah kita dibesarkan dengan kata perjuangan. Kita dibesarkan dengan semangat pantang menyerah. Bukankah kita selalu dibiasakan untuk survive di saat-saat genting. Karena kita dibekali dengan bekalan ampuh yantg sakti mandraguna. Tentu engkau tahu yang kumaksud hai kawan seperjuangan -para aktivis dakwah (kampus)-. Berbekal semangat itu, maka kugebah motor setiaku dengan maksimal ke rumah pengabdian kami. Bismillah, The show must go on….. kalau enggak bisa-bisa murid-muridku terlalu creative dan inovativ sehingga membuat pusing guru piket dan satpam.. ^_^