Official Site: Ronal Rifandi

Sarunai Ombak Nan Badabua.

Ajo Ronal~ Jejak Petualangan

Alam Takambang Jadi Guru. Mozaik kelana dari balik lensa.

(click) SCIENCECLOPEDIA

Whether you like it or not, mathematics is everywhere.

Catatan Si Jho

My daily Journal~ avonturen in de wildernis van het leven.

The Rifandi

Pictures of a Daily Life Journey (2023-...).

Showing posts with label Liqo. Show all posts
Showing posts with label Liqo. Show all posts

20/12/2020

Nataijul Ibadah (Dampak Positif Ibadah)

 Assalamualaikum wr wb,
Bismillahirrahmanirrahiim.


Lama tak update isi blog ini. Karena kesibukan yang senantiasa ada dan menemani setiap langkah perjuangan hidup.


Dalam kondisi wabah pandemi covid 19 yang masih belum berlalu. Kita sempatkan untuk senantiasa meniti jalan juang ini selangkah demi selangkah dan berusaha tetap mengembangkan kuncup nya hingga senantiasa mekar merona indah wangi dan bersahaja.


Baiklah kali ini ane akan coba menuliskan ikhtisar dari materi tarbawy dengan topik Nataijul Ibadah disarikan dari modul tarbiyah islamiyah terbitan Rabbani Press.

Hakikat Ibadah:

Ibnu Taimiyah berkata bahwa makna dari kata ibadah adalah tunduk, namun ibadah yang diperintahkan oleh syariat adalah perpaduan antara ketaatan yang sempurna dan kecintaan yang penuh.


Beberapa dampak positif ibadah:

  • Meningkatnya keimanan
          Para ulama sepakat bahwa keimanan seseorang itu naik dan turun, kuat dan lemah. Menguat                   dengan amal saleh dan menurun dengan maksiat. 
  • Semakin kuat penyerahan diri kepada Allah (Islam)
          Ibadah yang dilandasi dengan penyerahan diri dan ketaatan kepada Allah akan menghasilkan                  banyak hal positif. Sebagaimana dalam Qr Al Baqarah ayat 112:
          " (tidak demikian) Bahkan, barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia              berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran              terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati"
  • Ihsan dalam beribadah
          yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. sebagaimana terdapat dalam HR Bukhari berikut               ini:
          " Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihatNya. Jika               kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu"
  • Ikhbat (tunduk)
         yaitu ibadah yang sebenarnya ketika dilakukan karena kesadaran dan dorongan hati, bukan                     formalitas dan rutinitas belaka. Tunduk dan patuh baru akan tumbuh apabila didasari pemahaman          yang mendalam dan keimanan yang kuat sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya QS Al             Hajj ayat 54:
         " Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa alqur'an itulah yang haq             dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunfuk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya         Allah adalah pemberi pentunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus"
  • Tawakkal
          Ibadah yang benar berdampak pada kehidupan seseorang ketika ia menghadapi tantangan hidup,           terutama tantangan dakwah.
  • Mahabbah (rasa cinta)
          Dengan beribdah seorang muslim dapat merasakan cintanya kepada Allah dan juga Allah                       mencintainya.
  • Raja' (mengharap rahmat Allah)
          Mukmin dalam beramal hanya mengharapkan rahmat dari Allah SWT. Sebagiamana dalam QS              Al Baqarah ayat 218:
          "Sesungguhnya, orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di              jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi                  Maha Penyanyang"
  • Tobat
          Kata-kata yang senantiasa diucapkan oleh orang-orang beriman adalah memohon ampunan dari              dosa dan kesalahan. Sebagaimana dalam QS Ali Imran ayat 147:
          " Tidak ada doa mereka selain ucapan.'ya Tuhan kami, ampunilah dosa - dosa kami dan               tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah                       pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir"
  • Berdoa
          Orang-orang beriman ketika beribadah selalu meminta kepada Allah, tidak meminta kepada                   selainnya. Sebagaimana dalam QS As-Sajdah ayat 15-16:
          " Sesungguhnya, orang yang benar-benarpercaya kepada ayat-ayat kami adalah mereka               yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih           dan mereka tidak sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu           berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta menafkahkan rezeki               yang kami berikan"
  • Khusyu'
          Orang beriman ketika disebut nama Allah, hatinya tunduk dan khusyu' kepada Allah. 
          Imam Hasan AL Banna dalam Usul Isyrin menuliskan:
          "Iman yang sejati, ibadah yang shahih dan mujahadah dalam beribadah dapat memancarkan                   cahaya dan menghasilkan manisnya beribadah yang dicurahkan oleh Allah ke dalam hati                       HambaNya yang dikehendakiNya." 

Demikianlah ringkasan materi kita kali ini, semoga dapat kita amalkan bersama. dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan ibadah-ibadah yang kita lakukan memberikan dampak positif sebagaimana 10 poin diantaranya yang telah kita jelaskan di atas.

Wallahualam.
Wassalamualaikum wr wb

19/01/2018

QS Abasa (1 - 16) : Fragmen 1 Tentang Teguran Allah pada Rasul SAW

Di dalam QS Abasa terdapat empat fragmen yang dapat diambil pelajaran nya bagi kita umat islam.
1. fragmen 1 : menceritakan peristiwa teguran Allah kepada Nabi SAW. (ayat 1-16)
2. fragmen 2 : tentang celakanya orang yang ingkar dan kafir (ayat 17 - 23)
3. fragmen 3 : mengarahkan hati manusia akan hal-hal yang sangat dekat dengan dirinya (ayat 24 - 32)
4. fragmen 4 : informasi tentang ash shaakhkhah "suara yang memekakkan"


Fragmen 1

Masa itu merupakan masa-masa awal dakwah dimana banyak halangan dan rintangan terhadap dakwah rasulullah terutama dari para pembesar-pembesar Quraisy saat itu. 

Suatu ketika Rasullullah sedang sibuk dalam sebuah pertemuan dengan para pembear Quraisy antara lain Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, Abu Jahal Amr bin Hisyam, Umayyah bin Khalaf dan Al Walid Ibnul Mughirah bersama Abbas bin Abdul Muthalib.  

Rasulullah dalam pertemuan itu bukanlah untuk kepentingan pribadinya melainkan untuk kemaslahatan dakwah islam. Beliau ingin membuat dakwah ini menjadi lebih lapang jika dapat menggaet para pembesar tadi. Karena selama ini mereka lah dengan kelompoknya yang menentang dakwah dengan harta, pengaruh dan kekuasaan mereka. Sungguh mulia niat dari Rasulullah.


Ketika itulah datang seorang tuna netra miskin bernama Ibnu Ummi Maktum. Ia  berkata " Wahai Rasulullah tolong ajarkan kepadaku apa yang telah diajarkan Allah kepadamu".  Ia mengulang perkataan tersebut padahal ia tahu bahwa Nabi sedang sibuk dengan urusan para pembesar Quraisy.
Maka Rasul tidak senang pembicaraan dan perhatiannya terhadap para pembesar tersebut terputus. Ketidaksenangan itu terpancar diwajah beliau, beliau bermuka masam dan berpaling. Tentu saja Ibnu Ummi Maktum tak dapat melihatnya.

Namun apa yang terjadi sesudah itu...
Disinilah Langit campur tangan untuk menyampaikan kata pasti dalam urusan ini. Datanglah celaan dari Allah. Celaan yang keras dan tegas.

Bahwa firman Allah yang mulia ini adalah lebih utama bagi mereka yang membuka hati dan dengan sadar meminta petunjuk. Dan tidak lah tepat mengabaikan orang seperti ini dibanding mengurusi orang-orang yang  telah nyata-nyata dengan sombongnya melawan firman-firman Allah.

Subhanalloh sekali.. silahkan diperhatikan dan di dalami ayat-per ayat dalam QS Abasa 1-16.
pembelajaran yang luar biasa bagi kita umat islam terlebih lagi para dai yang ingin menjadi pewaris dan pelanjut perjuangan Rasulullah SAW.

Setelah peristiwa itu, rasulullah selalu bersikap lemah lembut kepada Ibnu Ummi Maktum, bahkan beliau sering menyampa dengan berkata " Selamat bertemu dengan orang yang karena nya aku dicela oleh Tuhanku" Bahkan beliau pernah menjadikannya sebagai pengganti beliau dua kali setelah hijrah ke madinah. 


Sumber : Modul Tarbiyah Islamiyah Buku 2.1

21/04/2017

Urgensi istigfar dan Taubat

R. Rifandi
*dari berbagai sumber dan rujukan

Iman adalah apa yang kau yakini dalam sanubarimu dan ia engkau buktikan dengan perbuatanmu.

Maka dari itu keimanan senantiasa terpancar dalam setiap amal perbuatan kita.
Namun sebagai manusia yang merupakan mahluk yang tak luput dari salah dan khilaf maka sudah sepantasnya lah kita banyak-banyak bertaubat kepada Allah swt.

Setiap manusia banyak melakukan kesalahan. Dan sebaik- baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah yang suka bertaubat. HR Ahmad dan Tirmidzi.

Tentang  bertaubat itu ada dalam qs arrum [30]:31
Dengan kembali bertaubat kepada Nya dan bertakwalah kepadaNya serta laksanakanlah shalat dan janganlah kamu termaduk orang -orang yang menyekutukan Allah.

Kelompok Taubat itu ada 2:
1. Bertaubat dari kesalahan yang langsung terhadap Allah
Caranya : menyesal, istigfar, membenci dan meninggalkan perbuatan tersebut dan menjauhinya. Kemudian menggantinya dengan perbuatan dan amalan yang baik.

2. Taubat yang berkaitan dengan kesalahan yang berkaitan dengan manusia.
Caranya: Selain dengan cara pada poin 1di ataskita juga harus meminta maaf dan menyelesaikan dengan cara yang baik jika berkaitan dengan kesalahan yang berkaitan dengan orang lain.

Syiakh yusuf qardawi menyampaikan beberapa langkah bertaubat itu antara lain:
1. Menyesal dengan sepenuh hati
2. Beristigfar
3. Menukar lingkungan
4. Mengiringi perbuatan tersebut dengan perbuatan baik.

Manfaat bertaubat itu antara lain:
1. Menghapus dosa dan mendatangkan pahala
2. Memperbaharui iman
3. Dapat menggantikan keburukan dengan kebaikan
4. Meningkatkan kecintaan pada Allah
5. Merendahkan hati pada Allah

Yang menghalangi seseorang untuk bertaubat
1. Menganggap ringan dosa
2. Terlalu berangan-angan
3. Hanya berharap ampunan tapi tidak diiringi dengan keinginan untuk merubahnya
4. Terlalu menganggap besar dosa dan putus asa dari ampunan Allah
5. Tidak tahu akan hakikat maksiat
6. Berdalih dengan takdir

Faktor pendorong untuk bertaubat:
1. Mengetahui kedudukan Allah dan fungsi kita sebagai hambaNya
2. Mengingat kematian dan kubur
3. Mengingat akhirat , syurga dan neraka
4. Mengetahui akibat dosa baik di dunia dan di akhirat

Manfaat istigfar ternyata juga banyak. Sebagaimana yang Allah terangkan dalam qs Nuh [71] ayat 10-12:
Maka aku berkata ( kepada mereka) " mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Ia Maha Pengampun", niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anak mu, dan mengadakan kebun- kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.