05/07/2012

Kok Guru disebut Pahlawan Tanpa tanda jasa ya??, (ini jawabnya...)

Berikut sebuah kisah menarik seorang sahabat seperjuangan. Mirip dengan yang saya alami ditempat yang sama. Namun bedanya, kagak ada yang memphoto-photo saya. hehe, kalah cakep kali ya.. Ups... tidak. saya juga keren kok. (hoho Narsis)


>>>>

INILAH ALASANNYA : MENGAPA GURU DIKATAKAN SEBAGAI “PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”



Padang, SMK ###, 10 Januari 2012

Hmph.... subhanallah... tak terasa baru dua hari mengajar SMK ### Padang terasa sangat melelahkan, betis serasa capek seolah telah melewati lari marathon selama 1 jam. Di awal pertemuan ketika mengajar perdana di kelas X TAV saya merasa kebingungan mesti memulai dari mana, setahu saya di awal pertemuan mesti dimulai dengan perkenalan terlebih dahulu.

“Assalamualaikum Wr.Wb....
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena atas nikmat Nya kita dipertemukan pada pertemuan mata pelajaran ini. Baik, perkenalkan nama bapak Hade Afriansyah, lulusan S1 Pendididan Teknik Elektro UNP dan sekarang mahasiswa S2 di Pascasarjana UNP Prodi Administrasi Pendidikan”.

Saya pun bercerita alakadarnya.
“Sebelum kita mulai pelajaran kita, bapak mau mengenali nama, asal sekolah, dan alamat kampung kalian.” Pinta saya dengan wajah serius dengan 4 orang siswi yang duduk dibangku depan tepat berhadapan dengan bangku saya, mereka selalu menertawakan saya dan saya berusaha sekuat tenaga agar tidak ikut tertawa dan menahan rasa malu.

Mereka pun menyebutkan nama, asal sekolah, dan asal kampung halaman satu per satu. Sementara itu saya sibuk mencari bahan ajar yang sudah saya siapkan dari pagi, dan kemudian saya menemukan bahan materi ajar tersebut “Dasar Dasar Listrik dan Eektronika”. Setelah selesai berkenalan siswa siswi tersebut minta saya untuk menceritakan pengalaman saya. “Pak, biasanya pertemuan pertama para guru menceritakan pengalaman mereka pak, setelah itu baru masuk pelajaran.” Kemudian saya pun memenuhi permintaan mereka.

Saya bercerita mulai dari kisah ketika saya masih SD sampai saya menjadi salah seorang guru di ###. Waktu mengajar saya untuk kelas ini mulai dari jam 10.15 s.d 12.45 dan dilanjutkan jam 13.00 s.d 14.20.
Karena lama bercerita suara saya pun mulai serak dan serasa mau muntah, namun jam terasa berputar sangat lama. Setelah pukul 12.00 kelas diistirahatkan dulu dan dilanjutkan jam 13.00, atas permintaan siswa agar jam istirahatnya dipercepat.

Hanya bercerita saja fisik saya terasa sangat lelah.. saya pun menarik nafas panjang. Dalam hati saya bertekat ketika masuk nanti jam 13.00 s.d jam 14.20 saya harus bisa maksimal menyampaikan materi kepada siswa sampai mereka betul-betul paham dengan apa yang saya jelaskan.

Tepat jam 13.00 saya sudah di kelas dengan penuh semangat dan disusul kdatangan siswa siswa secara berangsur-angsur, siswanya berkurang 4 orang dari sebelumnya, mereka pun mengatakan
“Begitulah kondisinya pak, ketika sudah istirahat, siswa yang pulang mereka malas untuk balik ke sekolah lagi.”
“Oh ya, ga papa.” Jawab saya dengan bijaksana, walaupun mau marah sebenarnya, tapi saya tetap masih merasa bersyukur karena dari mereka masih ada yang datang.

Saya memulai menjelaskan semua materi walaupun yang dapat tersampaikan hanya sedikit karena kterbatasan waktu namun saya tetap mengajar dengan seluruh semangat, energi potensi yang ada, alhamdulillah...mereka paham dengan apa yang saya jelaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes mereka yang bagus setelah saya cek. Saya sangat merasa gembira. Walaupun ketika mengajar, siswi siswi kelas tersebut memainkan hp nya dan mengambil video saya sambil ketawa-ketiwi, sangat malu rasanya, namun apa daya saya harus menyelesaikan kewajiban saya mengajar dengan sebaiknya, yang penting mereka paham dengan apa yang saya jelaska. Diakhir pertemuan mereka meminta no hp saya, lalu saya kasihkan saja, dan alhamdulillah sampai sekarang mereka tidak menggaggu saya.

Selanjutnya saya pulang dan terkapar di tepat tidur, serasa mau pingsan. Dan hari berikutnya sudah menunggu untuk mengajar kembali, walau sebenarnya saya belum tahu persis berapa honor yang akan diberikan kepada saya per jam.

Ternyata beginilah pengorbanan seorang guru dalam hati saya berkata.
1. Guru berusaha dengan seluruh potensi yang ada agar siswanya menjadi paham dengan materi yang disampaikan
2. Pengorbanan guru untuk mengajar dan berusaha agar siswanya paham sangat tidak sebanding dengan gaji yang diberikan
3. Pengorbanan perasaan guru agar siswa tetap semangat belajar sangat luar biasa, walau terkadang siswa seenaknya mempermainkan perasaan ini
4. Siswa menjadi paham adalah tujuan utama para guru
5. Guru adalah kunci perubahan peradabanNamun tidak sedikit pula kita lihat guru yang mengajar asal-asalan dan tidak serius dalam mengajar, guru seperti ini tidaklah termasuk ke dalam golongan “guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa”.

>>>>>
Setidaknya inilah jawaban menurut salah seorang pelaku yang terjun langsung dalam belantara rimba dunia pendidikan Indonesia.

Semoga Amalmu berkah ya Ayyuhal Guru.


0 comments: